Dongeng dengan tokoh binatang yang berperilaku seperti manusia disebut?

Dongeng dengan tokoh binatang

Dongeng dengan tokoh binatang (pexels.com/Lina Kivaka)

Dongeng dengan tokoh binatang yang berperilaku seperti manusia disebut cerita fabel.

Cerita fabel adalah salah satu jenis cerita yang menggambarkan kehidupan binatang atau objek-objek lain yang diberi sifat-sifat manusia.

Cerita fabel biasanya berfungsi sebagai sarana untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada pembaca atau pendengar melalui alegori atau perumpamaan.

Cerita fabel umumnya memiliki karakter utama berupa binatang atau objek yang memiliki sifat-sifat manusia, seperti berbicara, berpikir, dan bertindak.

Karakter ini sering kali memiliki karakteristik yang jelas dan mudah dikenali, yang mewakili sifat-sifat atau kepribadian manusia.

Misalnya, singa sering digambarkan sebagai simbol kekuasaan, kelinci sebagai simbol kecerdikan, dan burung hantu sebagai simbol kebijaksanaan.

Baca juga: Bagian Akhir Penutup dari Sebuah Teks Eskplanasi Disebut Sebagai?

Cerita fabel biasanya memiliki plot sederhana yang menggambarkan konflik atau peristiwa yang terjadi antara karakter-karakter dalam cerita.

Konflik ini sering kali mencerminkan konflik moral atau etika yang ada dalam kehidupan nyata. Dalam cerita fabel, binatang atau objek ini seringkali dihadapkan pada pilihan atau dilema moral yang menguji karakter mereka.

Salah satu fitur penting dari cerita fabel adalah pesan atau moral yang disampaikan. Melalui cerita dan interaksi karakter-karakternya, cerita fabel mengandung pesan moral yang ingin disampaikan kepada pembaca atau pendengar.

Pesan moral ini sering kali ditunjukkan melalui akhir cerita, di mana karakter yang berperilaku baik atau memiliki sifat yang baik akan mendapatkan penghargaan atau keuntungan, sementara karakter yang berperilaku buruk atau memiliki sifat yang buruk akan menerima hukuman atau kekalahan.

Keunggulan cerita fabel adalah kemampuannya untuk menyampaikan pesan moral secara menarik dan menghibur.

Dengan menggunakan karakter binatang atau objek yang memiliki sifat-sifat manusia, cerita fabel memungkinkan pembaca atau pendengar untuk menghubungkan pesan moral dengan kehidupan mereka sendiri.

Melalui cerita fabel, nilai-nilai moral seperti kejujuran, kerja keras, kecerdikan, kesabaran, dan pengampunan dapat disampaikan dengan cara yang mudah dipahami dan diingat.

Baca juga: Yang merupakan struktur dari teks prosedur kompleks adalah?

Contoh Cerita Fabel

Suatu hari di hutan yang rimbun, seekor kelinci yang cerdik bernama Koko sedang bermain-main di antara semak-semak. Tiba-tiba, dia melihat seekor kura-kura yang lewat dengan lambat.

"Hai, Toto! Mengapa kamu berjalan begitu lambat?" tanya Koko sambil melompat di sekitar Toto.

Toto, si kura-kura, tersenyum dan menjawab, "Koko, saya memang berjalan lambat karena saya adalah kura-kura. Tapi, perlahan tapi pasti, saya tetap sampai pada tujuan saya."

Koko yang cerdik mulai tertawa. "Toto, kamu harus belajar untuk lebih cepat! Jika kamu terus berjalan lambat seperti itu, kamu tidak akan pernah mencapai apa pun."

Toto hanya tersenyum dan berkata, "Koko, kecepatan bukanlah segalanya. Ketekunan dan ketelitian juga penting. Mari kita adu perlombaan untuk melihat siapa yang lebih baik."

Koko tertantang oleh perkataan Toto. Mereka mengatur garis start dan garis finish, dan perlombaan pun dimulai. Koko melompat dengan cepat, melewati pohon-pohon dan semak-semak dengan mudah. Dia yakin dia akan memenangkan perlombaan dengan mudah.

Sementara itu, Toto berjalan dengan lambat, namun dengan konsisten. Dia tidak terburu-buru dan tetap berfokus pada tujuan akhirnya. Ketika Koko sudah hampir mencapai garis finish, dia melihat Toto datang dengan mantap.

Akhirnya, Toto mencapai garis finish beberapa saat setelah Koko. Koko terkejut dan berkata, "Bagaimana mungkin kamu bisa mengejar aku dengan kecepatanmu yang lambat?"

Toto tersenyum dan menjawab, "Koko, kecepatan bukanlah segalanya. Ketekunan, ketelitian, dan konsistensi adalah kunci untuk mencapai tujuan. Meskipun aku lambat, aku tidak menyerah dan tetap berjalan dengan tekun."

Koko merenungkan kata-kata Toto dengan serius. Dia menyadari bahwa kecepatan saja tidak cukup. Penting untuk memiliki ketekunan dan konsistensi dalam mencapai tujuan. Koko belajar menghargai kelebihan Toto dan memutuskan untuk menjadi lebih tekun dalam perjuangannya.

Sejak itu, Koko dan Toto menjadi sahabat yang baik. Mereka belajar satu sama lain dan bersama-sama menginspirasi teman-teman hutan yang lain dengan keunikan mereka masing-masing.

Previous Post Next Post